Ikimura Indotools Center, Karya Anak Bangsa Diakui Jepang
JAKARTA, presidentpost.id – PT Ikimura Indotools Center (IIC) didirikan tahun 1991 oleh Hadrianto Abas yang telah bergelut 36 tahun di dunia baja dan alat pemotong metal. Berawal dari seorang salesman, Abas ditegur atasannya dengan alasan yang tidak masuk akal. Karena sudah menguasai proses bisnisnya akhirnya Abas memutuskan untuk mundur dari tempat kerjanya dan memulai perusahaan trading.
IIC yang berawal dari ruangan 2×3 meter di Jembatan Merah berubah menjadi perusahaan yang bertambah besar dan melahirkan 5 perusahaan baru dengan pekerja total 400 orang. Tidak kurang dari Rp200 Miliar telah digelontorkan oleh Abas untuk membangun dinasti bisnisnya yang saat ini dibantu oleh putrinya Abigael Jane dan putranya Jonathan Abas.
Dengan komposisi klien 80 persen perusahaan otomotif dan dari Jepang, Abas memutuskan untuk mendekatkan diri ke klien yang berada di Kawasan Industri Jababeka Cikarang pada tahun 2005.
Pabrik seluas 800 m2 diatas tanah 1.800 m2 pun didirikan di kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara tersebut, sebagai pusat produksi dari Ikitech salah satu anak perusahaan IIC yang memiliki fasilitas mesin salah satu yang terbaik di Indonesia. Didukung dengan Bekasi Power, Cikarang Dry Port, Water Treatment Plant dan fasilitas lengkap lainnya dari Jababeka.
Menurut Abas, pembuat spare part otomotif baik mobil dan sepeda motor ternyata banyak membutuhkan cutting tools yang spesial desainnya, ukurannya, toleransinya. “Jadi tidak bisa kita beli di Glodok dan pakai langsung, harus dimodifikasi dulu menjadi special design. Inilah keunggulan dari perusahaan kami yang dapat memenuhi kebutuhan custom tersebut kepada pasar.”
“Banyak anak ATMI yang bekerja di Ikitech untuk mendesain yang biasanya harus 2 proses, maka dengan adanya Ikitech menjadi 1 proses. Sehingga meningkatkan efisiensi dan productivity,” jelasnya.
Jane menambahkan bahwa sebelumnya orang biasa impor. Dimana kalau impor itu mahal sekali, lama dengan shipment bisa sampai 3 bulan.
Ketika berbicara mengenai persaingan bisnis, Jonathan menyebutkan tantangan saat ini adalah terlalu banyak kompetitor. “Kadang dari Jepang datang hanya punya kantor 1 meja, atau dari China yang terkadang hanya broker. Sehingga service yang baik adalah salah satu kuncinya.”
“Banyak perusahaan Jepang yang produksi 24 jam, sehingga tidak jarang ada order jam 1 pagi untuk kirim barang ataupun hari Minggu jam 4 pagi,” tambahnya.
Diakui Jepang
Memiliki nama Ikimura membuat orang berpikir kalau IIC adalah perusahaan Jepang, namun Abas menjelaskan kalau Ikimura berasal dari bahasa Jawa yang berarti ini murah. Abas pun tidak menyangka ternyata nama Ikimura dalam bahasa Jepang berarti Kampung Teknologi yang tentunya sangat bagus.
Abas yang memiliki moto bisnis jujur dan integritas ternyata membuahkan hasil, dimana hingga saat ini telah terjalin hubungan kerjasama dengan 300 pelanggan, dengan nama besar seperti Toyota, Astra Honda, Honda Prospek dan Yamaha.
“Yamaha saja butuh 3 tahun baru mendapatkan PO dengan 2 tahun uji coba, Toyota juga sama susahnya,” ujar Abas.
Kedepannya Abas mengharapkan bisa memasuki pasar ekspor, “Ke Jepang sasaran kita kedepannya, kalau sekarang ada tapi masih sedikit sekali seperti ke Afrika Selatan, Malaysia dan Filipina,” ujarnya.
Menutup wawancaranya Abas menyampaikan bahwa anak-anak Indonesia sanggup untuk berkompetisi di industri manufaktur tidak kalah dari asing.(TPP)